Aku mencari setiap butir kenangan itu
Setelah sebegini aku terperosok dan bersendiri
Berlari ke masyrik dan maghrib
Mencari setiap helaian jurnal semalam
Menyimpulkan yang terlerai
dan mencantumkan yang berderai
Lantas
Pada saat yang bernama hari ini
Bila aku kembali tersenyum kerana
memori yang kauhadiahkan
Pada detik indah kita beriringan
Berjuang dalam yuda kegemilangan
Kita menjunjung sahmura
menjulang syamsir iman dan ketabahan
Memancung satu persatu musuh
yang menciptakan taazur
Dalam kita mencari cahaya menyuluh masa depan
Namun teman
Pada saat yang bernama hari ini juga
Telah kita tamatkan perjuangan itu
Dan hanya menanti suluhan cahaya
Kemudian mara lagi
Menagak ribut hidup yang tak terduga
Moga saat manis bersama kembali berulang
Atas nama ukhuwah yang terjalin hingga saat ini
Dewan Siswa
-----
MENCARI KEISTIMEWAAN DALAM SAJAK
Keistimewaan adalah dituntut dalam seni. Namun, secara
keseluruhannya keistimewaan sukar diperoleh. Hal ini demikian
kerana kebanyakan penulis, terutama yang muda remaja, tidak
gemar merenung panjang bagi mendapatkan identiti yang kukuh.
Perhatikan sajak Saat yang Bernama Hari Ini karya Sayidah
Muizzah Kamarul Shukri. Judul itu menyebutkan saat dan
kemudian disebutnya hari. Saat ialah masa yang singkat,
manakala hari ialah masa yang panjang. Bolehkah saat mengambil
nama hari Ada kecenderungan untuk membuat pembaharuan
tetapi pada kata-kata itu terlihat kekurangan perhatian pada
makna. Jadi, sajak ini tidak dapat dikatakan istimewa.
Sajak Sayidah adalah sederhana, dan dijangka dia akan
memperoleh kedudukan dalam kesusasteraan jika dia
rajin. Teguran saya tentang kesilapan penggunaan saat bagi
menyamakannya dengan hari adalah untuk menyedarkan Sayidah,
dan penulis muda lain agar hal begini tidak diabaikan. Kelemahan
yang kecil akan terbawa-bawa membawa kelemahan yang besar
pula.
Profesor Rahman Shaari